Khofifah Dukung SMA Double Track Cetak Wirausaha Muda
- Yohanes Vandy Indra Prasetya, S.I.Kom
- •
- 09 Okt 2025 11.47 WIB
-2025.webp)
Ajang SMA Double Track Millennial Entrepreneur Award (MIA) 2025
Kominfo Jatim — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya penguatan ekosistem kewirausahaan bagi pelajar SMA melalui program Double Track. Hal itu disampaikannya dalam ajang SMA Double Track Millennial Entrepreneur Award (MIA) 2025 bertema “Gerbang Baru Nusantara, Inspirasi Entrepreneur Muda” yang digelar di Graha Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Kegiatan tersebut diikuti 9.361 siswa dari 144 sekolah di Jawa Timur dan menampilkan sembilan kategori penghargaan bagi wirausaha muda terbaik dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah berharap penguatan program Double Track terus diperluas agar berdampak lebih besar bagi pengembangan potensi pelajar.
“Saya berharap penguatan dari Dinas Pendidikan dapat memperluas partisipasi program ini menjadi 1.600 kelompok dan 9.600 siswa. Tujuan kita bukan hanya menambah jumlah peserta, tapi menumbuhkan dan memperluas ekosistemnya dari keterampilan, akses pasar, hingga jejaring industri,” ujarnya, melalui laman Dinas Kominfo Jatim, dilansir Kamis (9/10/2025).
Khofifah juga mengumumkan adanya dukungan pembiayaan dari Bank UMKM Jawa Timur melalui program Prokestra, yang menyediakan pinjaman hingga Rp50 juta tanpa agunan dengan bunga rendah 3 persen per tahun. Fasilitas ini diharapkan mampu mendorong tumbuhnya pelaku usaha muda dari kalangan pelajar SMA Double Track.
Ia mendorong agar para pendamping dan instansi terkait mengarahkan startup pelajar yang masih embrionik untuk memanfaatkan skema pembiayaan tersebut. Selain itu, Khofifah menyoroti pentingnya kolaborasi antara ITS, pemerintah daerah, dan lembaga internasional dalam memperkuat pendidikan vokasi di Jawa Timur.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah mengungkapkan rencana kedatangan sejumlah profesor internasional yang bekerja sama dengan Google untuk melatih 100 pemuda berusia 18–24 tahun di bidang teknologi digital. Program pelatihan ini bersifat inklusif dan terbuka bagi siapa pun, tidak terbatas pada mahasiswa.
Lebih jauh, Khofifah juga menyoroti keberhasilan siswa SMA Double Track yang telah memasarkan produk ke luar negeri, termasuk ke Hong Kong.
“Ini bukti bahwa ketika anak-anak diberi akses pasar dan pendampingan yang tepat, peluang untuk menjadi pelaku usaha berkelanjutan sangat besar,” ujarnya.
Ia menambahkan pentingnya pertemuan rutin antara siswa, mentor, dan pelaku pasar agar pelajar memahami dinamika permintaan, selera, dan tren desain.
Sementara itu, Rektor ITS, Ir. Bambang Pramujati, M.Sc.Eng., Ph.D., menyampaikan bahwa program SMA Double Track yang diluncurkan sejak 2018 merupakan jawaban atas kebutuhan nyata pendidikan di Jawa Timur.
“Program ini membantu siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi agar tetap memiliki keterampilan hidup dan daya saing di dunia kerja maupun usaha,” jelasnya.
Menurut Bambang, program Double Track kini berkembang menjadi gerakan pendidikan transformatif hasil kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dunia industri, dan lembaga internasional seperti UNICEF. ITS bersama UNICEF Indonesia juga terus memperkuat kapasitas guru, infrastruktur digital, dan literasi kecerdasan buatan melalui gerakan 1000 Talenta Digital.
“Larangan terhadap AI bukan solusi. Kita harus berjalan bersama teknologi ini, menggunakannya secara bijak agar menjadi alat bantu, bukan pengganti manusia,” tegas Bambang.
Acara MIA 2025 turut diisi dengan penandatanganan Pakta Integritas dan pencanangan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM oleh 24 Cabang Dinas Pendidikan se-Jawa Timur. Selain itu, ditampilkan pula peragaan busana karya siswa dari SMA Negeri 1 Saradan (Madiun), SMA Negeri 1 Karas (Magetan), dan SMA Negeri 1 Widodaren (Ngawi) bertema “Culture Harmony of Batik Jawa Timur”.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Jatim dan Dinas Pendidikan Jatim menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor “Program SMA Double Track dengan Kelompok Usaha Siswa Terbanyak” sebanyak 1.600 kelompok usaha.
Selain itu, 10 murid afirmasi juga menerima bantuan pendidikan berupa sepatu dan dana sebesar Rp1 juta per orang.
Menutup sambutannya, Khofifah menegaskan bahwa SMA Double Track bukan sekadar program pendidikan tambahan, tetapi gerakan sosial-ekonomi yang menyiapkan generasi muda untuk menjadi mandiri dan produktif.
“Anak-anak ini tidak menunggu kesempatan, tetapi menciptakan kesempatan. Mereka inilah penggerak baru ekonomi Nusantara,” pungkasnya.