Diskominfo Jatim Angkat Isu Peran Perempuan di Era Digital


Diskominfo Jatim Gelar Kegiatan Literasi Digital Aspiratif

Diskominfo Jatim Gelar Kegiatan Literasi Digital Aspiratif

Kominfo Jatim - Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) menggelar kegiatan Literasi Digital Aspiratif dengan tema “Membangun Ekonomi Perempuan Melalui Transformasi Digital” di Kabupaten Pasuruan.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, M Naufal Al Ghifary dalam sambutannya mengajak para perempuan, khususnya pelaku usaha rumah tangga, untuk memanfaatkan media digital sebagai sarana dakwah sekaligus pemasaran produk. 

Menurutnya, kegiatan literasi digital ini menjadi jawaban atas keresahan yang selama ini dirasakan para ibu-ibu pelaku usaha, yang memiliki produk tetapi belum optimal memanfaatkan media sosial untuk memasarkan hasil usahanya.

“Kegiatan yang dilaksanakan hari ini menjawab keresahan yang dirasakan oleh ibu-ibu yang sudah memiliki usaha, namun kurang bisa memanfaatkan media sosial untuk pemasarannya. Harapannya setelah kegiatan ini, ibu-ibu dapat meningkatkan kemampuan digitalisasi dengan memanfaatkan media sosial untuk media dakwah sekaligus memasarkan usahanya,” ujar Naufal, melalui laman Dinas Kominfo Jatim, dilansir Kamis (6/11/2025).

Ia juga berharap para peserta yang mengikuti kegiatan tersebut dapat menjadi pionir di lingkungannya masing-masing untuk meneruskan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat lainnya. “Tidak semua orang mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan seperti ini, jadi saya berharap ibu-ibu bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kemampuan,” katanya.

Lebih lanjut, Naufal menegaskan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi keluarga melalui kreativitas dan pemanfaatan teknologi digital. “Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para ibu rumah tangga bisa aktif dan kreatif memanfaatkan media digital sehingga bisa membuka peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” tambahnya.

Ia menilai, penguasaan literasi digital bukan hanya menjadi kebutuhan di era modern, tetapi juga menjadi modal penting bagi perempuan dalam memperkuat peran sosial dan ekonomi di masyarakat.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya pengamat media sosial M. Mutfi Murtadlo dan Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Moh. Atho'illah Mawardi, yang membahas peluang serta tantangan peran perempuan dalam dakwah dan pengembangan ekonomi di era digital.

Pengamat media sosial M. Mutfi Murtadlo menilai bahwa dakwah perempuan di era digital menuntut pemahaman terhadap algoritma media sosial dan niche konten agar pesan keislaman dapat tersampaikan secara efektif kepada masyarakat luas.

Dalam paparannya bertajuk “Peta Digitalisasi Dakwah Perempuan”, Mutfi menjelaskan bahwa algoritma media sosial bekerja menggunakan sistem pemrograman berbasis data dan kalkulasi otomatis yang menyaring, mengurutkan, serta merekomendasikan konten kepada pengguna berdasarkan interaksi mereka.-

“Jika para dai perempuan seperti dari Fatayat atau Muslimat memahami cara kerja algoritma dan menentukan niche dakwah yang tepat, maka konten keislaman mereka akan lebih mudah menjangkau audiens yang sesuai,” ujarnya.

Mutfi juga menjelaskan karakteristik berbagai platform media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk dakwah. Menurutnya, Facebook cocok untuk tulisan panjang, gambar, dan video pendek, sedangkan TikTok efektif untuk menyampaikan pesan singkat berdurasi sekitar 30 detik dengan isi yang padat dan menarik.

“Misalnya, materi ‘Tiga Cara Mendapat Anak Sholeh’ bisa dikemas dalam video pendek dengan pesan yang kuat dan ringan di TikTok,” jelasnya.

Sementara itu, YouTube dinilai sebagai platform ideal untuk konten berdurasi panjang seperti pengajian kitab kuning atau kajian tematik. Format YouTube Shorts, lanjutnya, juga bisa digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan ringan seperti doa-doa nabi, tips rumah tangga, hingga tokoh ulama perempuan. Adapun media X (Twitter) dapat dimanfaatkan untuk dakwah singkat namun berdampak melalui kalimat inspiratif seperti “Melihat mushaf saja bernilai ibadah, apalagi membacanya,” atau “Sedekah adalah penolak bala.”

Mutfi berharap para pendakwah perempuan mampu memanfaatkan ruang digital secara kreatif dan beretika. “Digitalisasi dakwah bukan sekadar mengikuti tren, tetapi bagaimana menjadikan media sosial sebagai ladang amal dan pencerahan,” pungkasnya.

Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan Moh. Atho'illah Mawardi dalam paparannya bertema “Digitalisasi Dakwah Perempuan di Era Digital” menekankan pentingnya peran perempuan dalam mengembangkan dakwah di dunia maya.

Menurutnya, kemajuan teknologi informasi telah membuka ruang luas bagi muslimah untuk berkontribusi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam melalui berbagai platform digital. “Dakwah bukan hanya di mimbar, tapi juga di layar. Perempuan punya potensi besar menjadi influencer muslimah yang inspiratif di media sosial,” ujarnya.

Atho'illah menjelaskan, digitalisasi dakwah merupakan bentuk integrasi berbagai media digital seperti podcast, YouTube, TikTok, Instagram, blog, dan webinar dalam kegiatan penyebaran nilai-nilai Islam. Namun, kemudahan ini harus diimbangi dengan literasi digital dan etika bermedia.“Kita harus memahami cara menyampaikan pesan dakwah dengan bahasa yang bijak, empatik, dan sesuai karakter platform yang digunakan,” tegasnya.

Ia menambahkan, perempuan memiliki peran strategis tidak hanya sebagai penyampai pesan keagamaan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang mampu menebarkan nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Digitalisasi membuka peluang besar bagi perempuan untuk berdakwah secara luas, sekaligus menjadi bagian dari transformasi sosial di era modern,” tutupnya.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait