Gubernur Khofifah Ajak ASN Tidak Mudah Marah dan Pemaaf
Surabaya, Askompsi – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak pimpinan dan staf Aparatur Sipil Negara (ASN) diseluruh OPD Pemprov Jatim untuk tidak mudah marah, selalu mengedepankan musyawarah serta saling memaafkan dalam urusan kerja.
Dengan mengutip ayat Alquran surat Al Imron: 159, Gubernur Jawa Timur meminta agar semua berlaku lemah lembut, “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, kalaupun sekarang dekat Karena Terpaksa,” ujarnya, saat memberikan sambutan dalam Halal Bihalal ASN Pemprov Jatim online dari Gedung Balai Diklat Jatim Surabaya, Selasa(23/06/2020).
Oleh karena itu, ia mengingatkan semuanya agar bermusyawarah dalam urusan kerja dan saling maaf-memaafkan atas segala kesalahan kerja, karena setiap orang tidak sempurna.
“Maafkanlah mereka mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah,” tambahnya.
Tidak hanya itu saja, Khofifah juga meminta seluruh jajaran dinas agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan agar menjadi kekuatan untuk kesuksesan Jawa Timur.
“Jangan kemudian kita terpecah belah sebanyak berapa pun ASN Pemprov dia tidak akan pernah menjadi satu kekuatan,”katanya.
Dikatakannya, seluruh jajaran Dinas Pemprov Jatim harus saling bekerjasama sebab semua punya kelebihan dan kekurangan dan jangan ada yang merasa paling berjasa dalam mensukseskan Jawa Timur.
“ Wa’tasimu Bihablillahi Jami’an Wala Tafarraqu (Berpegang-teguhlah kamu dengan tali Allah dan jangan saling berpecah belah), pada posisi seperti itu bagaimana sebenarnya persaudaraan selalu kita upayakan untuk kita persatukan jangan kemudian kita terpecah belah,”tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Khofifah juga berharap jajaran ASN untuk bersama-sama membangun harmoni sosial dengan menghindari perceraian, khususnya yang ada di lingkungan guru Dinas Pendidikan.
“Kita ini selalu cerita soal ketahanan nasional, tetapi kita agak kurang untuk melakukan penguatan ketahanan keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, perceraian akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi generasi penerus, khususnya pada murid-murid sekolah dalam melihat keluarga bagian dari penerus tatanan sosial budaya dan norma-norma. “Sosialisasi budaya yang kuat ada di keluarga,”katanya. (Diskominfo Prov Jatim/non-mad)