Diskominfo Jatim dan BPSDMP Kominfo Ajak Anak Disabilitas Cerdas Digital dengan Pelatihan TIK
Jatim Newsroom – Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian (BPSDMP) Kominfo menyelenggarakan pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi anak berkebutuhan khusus di Ruang Anjasmoro, Kantor Diskominfo Jatim, Surabaya, Kamis (13/2/2025).
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital anak-anak disabilitas, terutama dalam bidang desain grafis dan keterampilan mengetik. Sebanyak 30 siswa ABK Disabilitas Intelektual dan Disabilitas Netra dari SLB A/C Dharma Wanita Sidoarjo mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Mereka mendapatkan bimbingan dalam menggunakan komputer, baik untuk keperluan desain maupun mengetik dengan fitur suara yang dapat membantu mereka lebih mudah beradaptasi dengan teknologi.
Kepala Sekolah SLB A/C Dharma Wanita Sidoarjo, Purwanto menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat besar bagi para siswa. “Latihan komputer untuk anak-anak disabilitas intelektual ini dapat meningkatkan literasi digital dan menggali potensi mereka, terutama dalam hal grafis. Selain itu, bagi disabilitas netra, mereka dapat mengetik dengan baik dan lancar karena tuts-nya menggunakan suara,” ujarnya.
Lebih lanjut, Purwanto berharap pelatihan semacam ini dapat dilakukan secara berkelanjutan agar anak-anak berkebutuhan khusus bisa lebih mandiri dalam menggunakan teknologi. Menurutnya, dengan semakin berkembangnya dunia digital, penting bagi mereka untuk memiliki keterampilan dasar agar bisa lebih mudah beradaptasi dan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sekretaris Diskominfo Jatim dampingi siswi SLB A/C Dharma Wanita (Foto : ryn)
Sekretaris Dinas Kominfo Jatim, Suharlina Kusumawardani, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Sinau Digital yang diinisiasi oleh Diskominfo Jatim. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi digital kepada berbagai kelompok masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. “Semoga kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh disabilitas intelektual dan netra, tetapi juga bisa diikuti oleh anak-anak dengan disabilitas lainnya, dengan tujuan agar mereka semakin cerdas digital,” tuturnya.
Menurut Suharlina, pelatihan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan inklusivitas digital, di mana semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, memiliki akses yang sama terhadap teknologi. “Kami ingin memastikan bahwa teknologi bukan menjadi penghalang, tetapi justru menjadi jembatan bagi mereka untuk mendapatkan kesempatan yang lebih luas dalam pendidikan dan kehidupan sosial,” tambahnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan anak-anak disabilitas dapat lebih mandiri dan memiliki keterampilan digital yang bermanfaat di masa depan. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa transformasi digital harus dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa terkecuali. (byu/hjr)
